Thursday, September 22, 2016

Sebuah Surat untuk Mbak Kunti

Bekasi, 3 Januari 2007 SM

Hal      : Surat Fens

Yth.
Mbak Kunti
Di Kuburan

Assalamualaikum, Mbak Kunti... gimana kabarnya? Masih mati? Sebelumnya, saya mau minta maaf atas ketidaksopanan saya menulis surat ini. Saya tau mbak Kunti lagi sibuk-sibuknya main film. Sebagai penggemar, saya sangat hapal  semua judul film yang dimainkan oleh Mbak Kunti dari mulai “Kuntilanak” 1 sampe 2. Namun demikian, saya agak kecewa sama film “Paku Kuntilanak”. Saya sangat tidak suka film yang mendompleng nama Mbak Kunti tersebut. Menurut saya, Dewi Perssik sama sekali tidak cocok memerankan karakter Mbak Kunti. Dia tidak profesional. Bagaimana tidak? Seharusnya adegan nancepin paku di kepala dilakukan dengan beneran. Permainan kamera, efek visual, dan tata rias membuat emosi dalam film menjadi tidak tersampaikan. Seharusnya seperti saya, saya sangat emosi kalo ada paku sengaja ditancepin ke kepala saya.

Mengenai kehidupan pribadi, ada banyak sekali hal yang saya ingin komentari dari mulai style rambut, make up wajah, hingga gaya berpakaian. Dari dulu saya penasaran, sebenernya Mbak Kunti itu poninya yang kegondrongan apa mukanya yang kebalik, sih? Perasaan muka Mbak Kunti gak pernah keliatan, deh. Udah gitu, Mbak Kunti jarang keramas ya? Saya tau kok, kan manajer Mbak Kunti yang cerita. Mendingan saya dong. Saya keramas tiap hari. Shampo favorit saya adalah Rinso.

            Kemudian untuk makeup, sebaiknya Mbak Kunti berenti nyelupin muka ke bubuk kue mochi. Sekarang itu udah bukan jamannya lagi tren muka keputihan. Sekarang yang dipandang sexy adalah cewek yang berkulit kecoklatan, atau minimal yang berkulit. Seriusan deh, Mbak Kunti harus nyoba, caranya gampang kok. Yang pertama, Mbak Kunti bisa pergi ke salon kecantikan. Nah, di situ kan ada fasilitasnya, namanya tanning bed. Alatnya kayak peti mati gitu, matching deh sama Mbak Kunti. Mbak Kunti tinggal masuk ke dalam situ, terus atur deh timer-nya mau lima menit, setengah jam, atau dua hari. Biar seru, coba olesin minyak tanah ke badan Mbak Kunti.

Cara yang kedua adalah Mbak Kunti bisa berjemur di pantai. Dengan berjemur di pantai, Mbak Kunti bisa sekalian ganti suasana untuk refreshing. Mbak Kunti bisa menikmati suasana pantai sambil relaksasi dengan berbaring di bawah hangatnya sinar matahari.

Sebenernya berjemur juga gak harus berbaring statis di bawah terik matahari. Kita juga bisa mandi cahaya matahari sambil main layangan. Kan asik tuh bisa main bareng temen. Coba deh ajakin Genderuwo atau Suster Ngesot, tapi jangan ngajak Pocong, kasian dia trauma. Dulu banget dia pernah punya pengalaman buruk saat main layangan. Jadi ceritanya kita pernah mau ngajakin ngadu layangan anak kampung. Karena dia gak punya tangan buat megang benang layangan, maka saya ajarin aja megang make mulut. Kemudian dia gigit deh benang gelasannya. Eh, pas benangnya ketarik, mulutnya robek ampe jidat.

            Main layangan gak cuman bisa ngitemin kulit aja, tapi juga bisa memodifikasi penampilan rambut, karena dengan main layangan di siang hari, rambut kita bisa jadi merah. Mereka yang telah berhasil merubah warna rambutnya menjadi merah karena main layangan disebut sebagai anak layangan atau “alay”. Kalo Mbak Kunti belom tahu, alay adalah strata tertinggi di kalangan anak gaul. Bisa dibilang alay adalah dewanya gaul. Mbak Kunti belom gaul kalo belom dipanggil “alay”. Oleh karena itu, jika bisa menjalankan program ini dengan sukses, maka status gaul Mbak Kunti dapat naik level.

            Di samping urusan rambut dan makeup, Mbak Kunti juga harus memerhatikan masalah outfit. Busana serba putih seperti yang Mbak Kunti biasa kenakan sudah kuno di dalam dunia fashion setan modern. Mbak Kunti bisa mencontoh fashion icon jaman sekarang seperti Lady Gaga yang selalu berpenampilan trendy dan eksentrik. Kemaren kan si Lady Gaga pake baju yang terbuat dari daging ya, nah, Mbak Kunti coba aja ikutin dia. Saya punya ide, kalo Lady Gaga pake baju yang terbuat dari daging, gimana kalo Mbak Kunti nyoba make baju yang terbuat dari bensin? Menurut saya baju ini akan menjadi sangat fenomenal, karena selain unik, baju ini juga memiliki fungsi untuk beberapa kebutuhan. Misalnya ketika mobil Mbak Kunti mogok di tengah jalan, Mbak Kunti bisa menggunakan baju tersebut sebagai bahan bakar cadangan. Atau kalau Mbak Kunti lagi pengen nge-fly, Mbak Kunti tinggal nge-bensin make baju itu. Cuman kalo lagi make baju bensin, Mbak Kunti harus hati-hati ama anak kecil. Kenapa? Soalnya anak kecil jaman sekarang suka ngelemparin petasan. Takutnya pas petasannya meledak, saya jadi kaget, terus karena kaget, saya jadi gak sengaja ngarahain flamethrower ke arah Mbak Kunti.

Nah, baru itu doang yang bisa saya sampein ke Mbak Kunti. Sebenernya ada banyak banget hal-hal lainnya yang pengen saya tulis di sini, cuman masalahnya saya capek. Terima kasih dan mohon maaf. Sekali lagi saya tahu kalo Mbak Kunti itu sangat-sangat sibuk; syuting lah, cat walk lah, terus denger-denger kemaren katanya baru photoshot ya di pohon pisang deket kelurahan buat majalah Misteri? Semoga di tengah-tengah jadwal yang padat, Mbak Kunti masih jaga kesehatan ya. Btw, saya mau cerita sedikit. Jadi kemaren kan saya sempet berantem ama sopir angkot ya. Gara-garanya dia marah pas angkotnya saya setopin make paku payung. Terus saking sewotnya dia, saya diteriakin, “Setan lu!!!” Dibilang gitu saya jadi seneng. Saya jadi ngerasa deket sama Mbak Kunti. Mbak Kunti setan, saya dipanggil setan. Rasanya kita jodoh. Mudah-mudahan nanti kita bisa ketemu. Kalo jodoh mah gak ke mana.


Salam mesra membabi ngepet
                                                                                                   
      

                                   Idham Hanafiah
Share:

AVATAR: THE LAST AIRBLENDER

Negara angin adalah tempat yang sangat indah dan damai. Tanahnya yang subur dan sumber daya alamnya yang kaya membuat rakyatnya sejahtera. Masyarakatnya pun sangat rajin buang angin dan inovatif dalam membuat penemuan. Terakhir mereka membuat mesin aliran listrik tenaga kentut. Semua sangat bahagia dalam menjalani hari-harinya.

Namun semua berubah ketika negara api menyerang. Harga sembako naik, kentut dilarang, dan gangnam style merajalela. Viewer-nya aja di yutup udah ampe 1.000.000.000.000.000.000.000.000. Banyak banget, sejuta. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah PSYING, dibaca pesing. Dia adalah seorang raja yang hobi pipis sembarangan sekaligus pemegang rekor pipis terjauh, yaitu 1.000 km persegi panjang. Konon napasnya yang bau pesing mampu membuat hutan gundul.

Menurut legenda, hanya ada satu orang yang mampu melawan keganasan PSYING. Dia adalah Avatar, The Last Air Blender. Avatar ini ini sangat terkenal karena sering dipajang di profile Twitter dan Whatsapp orang-orang. Pria setengah laki-laki, setengah wanita, setengah tumbuhan, dan setengah sendok teh ini mempunyai panggilan Ang, panjangannya Anggodo.

Ang merupakan seseorang yang ahli menggunakan blender. Hobinya adalah memasukan kepalanya sendiri ke dalam blender. Karena hobinya itulah, ia jadi mengalami kebotakan. Dia punya tato tanda panah di kepalanya dan tato tanda dilarang parkir di pantatnya. Tato tersebut menunjukan sumber kekuatannya dalam mengendalikan blender. Sekali tatonya luntur, maka ia akan kehilangan keperjakaannya.

Ang punya teman seperjalanan yang berasal dari desa air, tepatnya di dasar kali Ciliwung. Mereka adalah Katarak dan Sakaw. Mereka kebetulan merupakan kakak beradik. Keduanya sama seperti Ang, yaitu seorang pengendali. Katarak dapat mengendalikan air, sedangkan Sakaw dapat mengendalikan remot TV.

Si adik Katarak memiliki kelainan dalam melihat. Ia tidak bisa melihat benda dari kejauhan 10 km. Untuk itulah dia selalu memakai sepasang teropong bintang yang ditempelin di matanya make lakban. Keahliannya dalam mengendalikan air menjadi penutup kekurangannya. Dengan keahliannya, ia bisa mencebok pantat tanpa harus punya pantat.

Sang kakak, Sakaw adalah seorang pecandu obat-obatan. Dia suka menggunakan obat-obatan seperti Panadol, Combantrin, dan Irex. Dia sangat ahli dalam mengendalikan remot TV. Satu-satunya kelemahan dia adalah ketika baterainya abis.

Sadar keahlian mengendalikan blender Ang masih mentah, dia bermaksud mempelajari jurus blender aliran Hiten Mitusurugi dari seorang ahli blender legendaris, Seijuro Hiko. Untuk tujuan tersebut, tiga sekawan itu harus hijrah ke Jepang mengarungi selat Sunda, selat Jawa, selat Padang, dan Selat Bekasi. Mereka pun berpetualang melewati berbagai macam tempat. Sudah ribuan pulau mereka datangi. Tempat favorit mereka adalah Bikini Bottom. Mereka pernah singgah selama lima menit, setelah lima menit, mereka tenggelem.

Walaupun aral rintangan berbentangan di hadapan mereka, tiga sekawan itu tidak pernah menyerah. Kapal layar mereka yang terbuat dari korek api selalu setia menemani, sampai akhirnya Sakaw melakukan kesalahan besar. Waktu lagi maenan kaca pembesar, secara tidak sengaja dia mengarahkan kaca tersebut ke pentulan korek api kapal mereka. Kapalnya kebakar, mereka panik. Saking paniknya, Katarak ampe gak sengaja numpahin minyak tanah ke sumber kebakarannya. Jadilah kebakarannya tambah besar.

Di saat-saat yang mencekam itu, Ang melihat orang asing yang tengah berenang menuju TKP. Dia adalah Aquaman. Dengan segalon Aqua gede, dia meredam amukan si jago merah. Namun naas, ternyata kebakarannya malah tambah besar. Ternyata Aqua galon yang dilempar itu berisi bensin. Aquaman emang bego. Tapi Aquaman tidak menyerah, ia menutup kebakaran dengan kolornya yang terbuat dari karung goni. Mereka selamat. Aquaman sangat baik, ia bersedia mengantar Ang dkk ke Jepang setelah dibayar tiga puluh rebu.

Sesampai di Jepang, tiga serangkai itu langsung dicegat petugas imigrasi. Begitu mengetahui bahwa mereka gak punya paspor dan kepribadian, polisi langsung membawa mereka ke Polda Metrojaya. Mereka dimintai keterangan seputar asal, status kimpoi, dan jenis kelamin. Tentunya Sakaw yang memiliki alat kelamin ganda sangat bingung menjawabnya. Ya, Sakaw memang memiliki alat kelamin ganda, satu di antara selangkangan, dan satu di ubun-ubun.

Ketika mereka sedang kebingungan, tiba-tiba datanglah seorang guru spiritual bernama Eyank-Yank-Udah-Makan-Beyum-Yank (mulai dari sini, karena kepanjangan, maka namanya akan disingkat jad Eyank saja). Dia melihat tiga serangkai tersebut yang sedang kebingungan dan nge-fly. Ternyata Sakaw masih sempet-sempetnya ngelem power glue. Karena kasihan, maka ia ngebantuin mereka. Mereka senang, masalah selese, abis itu udahan.

Tiga serangkai tersebut menjelaskan tujuannya datang ke Jepang. Mengerti akan tujuan mereka, lantas diantarlah mereka ke mahaguru Seijuro Hiko. Mereka diantar dengan menyusuri hutan belantara, menanjaki gunung curam, melewati jalanan terjal, menyebrangi jembatan lapuk, menyelami sungai dalam, dan akhirnya sampai juga mereka di perumahan Pondok Indah.

Seijuro Hiko adalah orang yang sangat ramah, baik hati, namun ngondek. Ia menyambut tiga serangkai tersebut dengan welcome. Satu-satu dikasih kaset welcome, kecuali Eyank yang mati ditelen kucing anggora di tengah jalan.

Memahami tujuan mereka, Hiko pun langsung mengajari Ang jurus Hiten Mitsurugi. Sebelum ke praktik, Ang disuruh mempelajari teori-teori jurus dulu dari Kunti, LKS, dan Lateva. Setelah itu di ujung semester, Ang harus mengikuti testing dengan disuruh jawab soal pilihan ganda. Karena Ang bego, jadi Ang ga lulus, tapi Ang berhak melaju ke babak Grand Final IMB karena mendapat dukungan penuh dari Titi Rajo Bintang. Ia pun langsung berlatih tarung dengan Seijuro Hiko.

Hiko mengeluarkan jurus rahasianya. Ang dimasukin ke dalam blender untuk dijadiin jus sirsak. Ang kalah telak. Hiko memberikan rahasianya tentang jurus mengendalikan blender ini. Ternyata rahasianya adalah Ang harus nyolokin kabel blender ke stop kontak, baru setelah itu blendernya bisa nyala. Selama ini Ang bego, dia gak masukin kabel blender ke stop kontak. Dia malah nyolokin kabel blender ke kontak BBM. Dan bener aja, setelah mengetahui rahasia jurus tersebut, Ang langsung berhasil mengalahkan Hiko. Ia sangat bangga. Ang pun berterima kasih kepada Hiko.

Karena jurus rahasia udah dikuasai, Ang bergegas melanjutkan perjalanannya untuk langsung menghadapi PSYING. Baru ia mau keluar rumah, tiba-tiba aja dia dapet kabar dari Twitter bahwa PSYING sudah mulai menginvasi Jepang. Bersama dengan kedua anak buahnya, yaitu Madara Uchiha dan Madam Ivan Gunawan; PSYING memporakporandakan Hiroshima dan Nagaswara. Ang pun langsung mendatangi medan pertempuran, begitu juga dengan dua teman seperjalanannya, sementara Seijuro Hiko mati ditelen kucing anggora.

Ang vs PSYING, Sakaw vs Madara Uchiha, dan Katarak vs Madam Ivan Gunawan. Di luar dugaan ternyata Sakaw kalah melawan Madara Uchiha. Madara Uchiha menggunakan jurus terlarang ‘Saring-gan’. Jadi Sakaw disaring pake pukat harimau bersama agan-agan Kaskus. Di sisi pertarungan yang lain, Katarak juga menelan kekalahan lewat adu penalti melawan Madam Ivan Gunawan. Madara Uchiha dan Madam Ivan Gunawan akhirnya harus terlibat laga play off. Di akhir pertandingan dua-duanya menelan double K.O. karena sama-sama mati ditelen kucing anggora.

Akhirnya pertarungan menyisakan laga sengit antara Ang dengan PSYING. PSYING melancarkan jurus kencing manis. Ang tidak mau kalah. Ang melancarkan serangan blender ajaib yang baru dikuasainya semenit yang lalu. Kencing PSYING dimasukin ke blender, dijus, dan dijadiin smoothie. Kemudian PSYING dipaksa minum air kencingnya sendiri.

Namun di luar dugaan, ternyata PSYING malah menjadi tambah kuat. Ternyata sejak kecil ia sudah terbiasa minum air kencing ibu, disingkat AKI. PSYING pun kembali menyerang dengan dance gangnam style. Ia membawa viewer-nya yang di yutup untuk mengeroyok Ang. Ang dipukulin, di-smack down, dan digerepe ama penonton Dahsyat. Ang kalah, Ang kritis.

Di saat kondisi Ang yang hampir mati, datanglah Ari-Ari Serbaguna. Ari-Ari Serbaguna adalah ari-ari yang multitasking. Dia bisa nyetrika, nyuci baju, dan ngepel sambil main tenis di akuarium. Ia memaksa PSYING untuk menceraikan kesembilan istrinya. Delapan dari sembilan istrinya ternyata memakai Kotex, sedangkan satunya make koteka. PSYING kalah, Ari-Ari Serbaguna pun mengamuk dengan  menghancurkan gunung Merapi. Sambil berteriak “Demi Tuhaannnnn” Ari-Ari Serbaguna menginjak pas foto tukang bubur. Namun naas, di ujung cerita ia mati ditelen kucing anggora.

Tamat.
Share:

Wednesday, September 21, 2016

Fashion-Nista

Penampilan mahasiswa jaman dulu dengan jaman sekarang udah bener-bener berbeda. Kalo dulu, misalnya seperti yang kita liat di film Warkop atau Catatan Si Boy, kebanyakan mahasiswa datang ke kampus dengan setelan kemeja santai dan celana bahan/jeans. Dandanan kasual semiformal ini seperti disesuaikan dengan label mahasiswa sebagai kaum intelek. Namun demikian, jaman udah berubah. Kampus sekarang udah gak lagi jadi tempat yang didatangi oleh mahasiswa bergaya busana monoton. Ada banyak klasifikasi gaya berpakaian mahasiswa saat datang ke kampus. Secara umum, gue mengelompokan ini ke dalam lima kategori gaya busana mahasiswa di kampus.

  • Mahasiswa Biasa | Mereka adalah tipe mahasiswa yang kesehariannya tampil biasa dan gak menyolok perhatian. Ibarat kata, mereka adalah daun di tengah hutan. Kalo untuk cowok, biasanya mereka selalu simpel dengan kaos/t-shirt/kemeja dengan balutan celana jeans di kaki. Hal serupa juga dapat terlihat pada cewek yang nyaman datang ke kampus dengan dandanan sederhana mereka.
  •  
  • Mahasiswa Cuek | Tipe ini hampir sama dengan mahasiswa biasa, hanya aja mereka lebih cuek. Kecuekan mereka bahkan hampir di ambang gak tau mulu. Beberapa ada yang kuliah cuman make kaos oblong doang, beberapanya lagi ada yang ke kampus make daun pisang. Oke yang ke kampus make daun pisang doang cuman gue. Khusus untuk cowok, di samping kaos dan jeans yang terlihat udah bapuk, biasanya mereka juga gak terlalu memerhatikan soal penampilan rambut. Rambut gondrong yang menjuntai gak rapi seolah mendukung penampilan gak terurus mereka. Biasanya tipe-tipe mahasiswa kayak gini kalo kuliah pagi gak pernah mandi.
  •  
  • Hijaber | Pembahasan pada poin ketiga ini lebih difokuskan pada kaum perempuan, karena jarang gue liat ada laki make hijab. Ada tiga tipe hijaber di sini, yaitu hijaber konvensional, hijaber kasual, dan hijaber modis. Hijaber konvensional adalah tipe hijaber yang gaya penampilannya merujuk pada esensi pokok adat berpakaian muslim yang tradisional dan baku. Biasanya tipe-tipe hijaber seperti ini cenderung berpenampilan sederhana dengan balutan hijab dan rok panjangnya. Sementara itu, sesuai namanya, hijaber kasual lebih mencitrakan model berpakaian hijab yang telah diadaptasi dengan gaya kasual jaman sekarang. Sedangkan hijaber modis adalah tipe hijaber yang mengombinasikan gaya berpakaian muslim dengan variasi fesyen masa kini. Mereka tidak hanya memegang prinsip menutup aurat, tapi juga mengaplikasikan adat busana muslim dengan tren jaman sekarang untuk tetap tampil modis.
  •  
  • Mahasiswa Modis | Tipe mahasiswa ini selalu total dalam berbusana di setiap kesempatan. Mereka seperti gak memiliki celah atas ketidaksempurnaan penampilannya. Bagi cowok, kaos branded, jaket branded, jeans branded, sarung branded, koteka branded dan lain-lainnya yang serba branded selalu setia menemani hari-hari mereka di kampus. Sedangkan untuk cewek, mereka lebih niat lagi. Di samping fashion item (jiaaa "fashion item"... omongan gue udah kayak host acara fashion di net aja...) yang bermerek seperti baju, celana, atau tas, beberapa di antara mereka juga ada yang tampil maksimal dengan lapisan make up tebal dan lipstick-nya. Kadang gue gak tau, muka mereka putih karena bedak make up atau karena di jalan abis nyundul tukang kue mochi.
  •  
  • Mahasiswa Sporty | Ini adalah tipe mahasiswa penggemar olahraga yang selalu mengenakan atribut keolahragaan mereka ke kampus. Atribut olahraga emang bisa menjadi sebuah simbol representatif yang dapat mengekspresikan kecintaan orang ke jenis olahraga tertentu seperti topi baseball bagi penggemar baseball atau Air Jordan untuk fans basket. Salah satu atribut olahraga yang cukup populer di kalangan masyarakat kita adalah jersey bola. 
  •  
    Gue inget dulu pas jaman-jamannya pertama punya baju bola. Jersey pertama gue adalah Bierhoff-nya Milan musim 1999/2000. Tiap make baju tersebut kayaknya gue berasa keren aja. Waktu itu selain baju Dragon Ball, Smackdown, ama Snoopy; jersey bola emang musim banget di kalangan para bocah. Hobi make jersey ini ampe ngebuat kita suka maen pleset-plesetan nama pemain bola. “Boban” jadi “Babon”, “Beckham” jadi “Bebek kampung”, “Giggs” jadi “Gigi selang-seling”. Warna-warni kostum bola emang gak pernah pudar pesonanya. Sampe sekarang pun jersey bola terus memancarkan daya tariknya sampai menjadi tren di masyarakat. Gak sulit untuk menemukan jersey bola di pasaran, dari mulai yang ORI ampe KW 3. Tren memakai jersey bola pun menular ke lingkungan kampus. Sehari-hari bisa kita liat beragam jersey klub bola yang melekat di tubuh para mahasiswa. Cewek juga gak mau ketinggalan tren ini. Banyaknya model jersey cewek yang gak lagi canggung dikenakan oleh mereka semakin membuktikan bahwa tren ini udah sangat udah sangat meluas perkembangannya di masyarakat. Kalo fans bola make jersey bola, fans basket make sepatu basket, fans baseball make topi baseball, mungkin di masa depan ketika olahraga renang jadi tren, kita bisa liat orang ke kampus make sempak renang. 
     
Gaya berpakaian bisa menjadi salah satu ciri identitas kelompok sosial di dalam masyarakat. Misalnya anak-anak gaul yang dalam geng hitsnya selalu mengenakan pakaian serba gaul atau anak bola yang dalam geng bolanya selalu akrab dengan setelan jersey klub bola kebanggaan mereka. Itu udah kayak aturan gak tertulis yang tersemat di masing-masing diri mereka kalo mau terlibat pada komunitas pergaulan tertentu. Ya analoginya kayak lo harus mengembik kalo mau gabung ke rombongan kambing, atau mengaung kalo mau masuk ke kelompok serigala. Berdasarkan pemahaman tersebut, gue gak mungkin tiap hari dandan make jilbab kalo mau gabung ke geng anak metal.

Gue sendiri termasuk karakter mahasiswa nomor dua, yaitu mahasiswa cuek.  Gue gondrong, baju gue belel & kuning, dan gak jarang gue gak mandi pas ada kuliah pagi. Dandanan gue di kampus emang di bawah standar banget. Setelan gue gak jauh-jauh dari kaos polos yang masih ada bekas noda tintanya, jaket item yang lebih cocok dipake ama bapak-bapak, sepatu bolong yang penuh dengan debu, dan jeans usang yang gak dicuci selama tiga bulan. Gue emang gak punya gaya. Dan kalo itu belom cukup mewakili gambaran penampilan gue di kampus, pengalaman berikutnya bahkan lebih menjerumuskan gue ke dalam status sebagai mahasiswa yang gak fashionable. Dilatarbelakangi oleh situasi di kelas, gue yang lagi bengong saat dosen nerangin tiba-tiba dipanggil dari belakangama seorang temen, Agnes.

“Dham...”

“Hmm...?” noleh ke belakang dengan sok keren, padahal pas noleh, leher gue keplitek.

“Itu...”

“Itu...?” dalam hati gue berpikir, mungkin dia mau nanya materi kuliah yang kurang dia pahami. Sialan, gue emang keren abis.

“Itu boxer kamu yang gambar Mickey Mouse warna pink nyembul keluar.”

Fak.

Boxer. Mickey Mouse. Dan Pink. Pink sodara-sodaraaa. 

Saat beli boxer tersebut, tentu gue gak pernah mengekspektasikan diri untuk mamerin celana itu ke hadapan orang-orang. Waktu beli, gue cuman berpikir bahwa ni boxer keliatannya bakalan adem kalo dipake di rumah. Apapun modelnya, yang penting fungsional, gak pernah terbesit di pikiran gue bahwa di masa depan gue bakalan memperlihatkan boxer tersebut ke salah satu temen cewek di kampus. Gue bukan tipe orang gak tau malu yang dengan pedenya keluar cuman berbalutkan boxer doang. Bagi gue itu jijik ketika ngeliat cowok make boxer mini hingga menampakan bulu yang menjalar dari tulang kering sampe paha mereka. 

*Kata seseorang yang pernah ke warung make celana renang*

Pada ujungnya pengalaman ini semakin meyakinkan orang bahwa gue emang punya selera yang buruk dalam berpakaian, termasuk soal pakaian dalam. Ada banyak pilihan boxer lainnya yang bisa dipake oleh mahasiswa yang akil baligh-nya 50 tahun yang lalu selain boxer bermotif karakter tikus yang punya tumor segede piring di pala. Sebut aja ada boxer polos, kotak-kotak, polkadot, et cetera, et cetera. Bahkan di jaman sekarang, distro-distro udah banyak menyediakan ragam pilihan motif boxer yang bisa membuat gue disebut anak gaul kayak boxer motif motor, motif tengkorak, motif ganja, motif lalapan, dll. Pemakaian boxer Mickey Mouse berwarna pink oleh bujangan alot cuman memberikan gue kesan bahwa masa kecil gue kurang bahagia.Ya maklum lah, emang kenyataannya masa kecil gue kurang bahagia. Gue selalu nangis kalo tiap ulang tahun gak pernah dikasih perosotan. Padahal pengen gue taro di ruang tamu.

Menyoal pada kesalahan dalam berpakaian, ketidakpekaan gue dalam berbusana juga menyeret gue ke situasi yang mengeksekusi kemaluan gue (maksudnya yang membuat gue malu, gue gak bicara soal penggal-memenggal titit.). Ini terjadi saat SMA dulu. Kala itu gue yang lagi ngaso sambil kipas-kipas selangkangan di rumah tetiba mendapat telpon dari temen gue, Maming.

“Halo, Dham, di mana lo?”

“Hah? Gue lagi di rumah aja, ngape.”

“Lo gak dateng ke ulang tahunnya si Indah?”

“Indah yang mana?”

“Indah temen SMA lo…”

“Kan ada dua.”

“Yang deket rumah lo…”

“Oh…”

“Iya, lo kagak dateng ke ulang tahunnya?”

“Hah? Dia ulang tahun? Oh…”

“Iyak elah, lo kemari dong, banyak anak-anak, nih…”

“Aduuh… lagi mager gue, nih…”

“Yah, temenin gue dong… rame, nih.”

“Errngh… emang ada siapa aja?”

“Banyaak... Udeh pokoknya lo ke sini dulu, gue tunggu ye.”

“Errmm… yaudah, deh… tunggu, ni sape, si?”

“MAMING, buset dah baru nanya sekarang. Dateng ye.”

“Yaokelah.”

Setelah telepon ditutup, gue pun langsung bersiap untuk pergi ke rumahnya si Indah. Indah adalah temen sekelas gue saat SMA dulu yang rumahnya deket dengan rumah gue. Saat itu gue berpikir bahwa si Indah cuman ngadain pesta kecil-kecilan yang dihadirin oleh temen-temen deketnya. Oleh karena itu gue dateng ke sana dengan perlengkapan yang nyantai: kaos oblong, celana pendek, dan sendal jepit. Gue gak pernah mengira bahwa apa yang gue kenakan saat itu malah menjadi bom bunuh diri karena pesta yang gue hadiri terlihat jauh dari bayangan gue. Pestanya rame, ada dekorasinya, banyak makanan, dan banyak tamu yang hadir dengan baju bagus sementara gue dateng kayak tukang minta-minta. Dateng-dateng gue langsung diketawain.

“Anjing, Dham! Dandanan lo metal banget! Wahahahahah!!” reaksi si Maming setelah ngeliat gue yang kayak lagi nge-cosplay tukang ojeg payung.

“… Abis gue pikir pestanya kecil-kecilan gitu…”

“Kan gue udah bilang banyak orang! Gyahahahah…”

“Yaa… gue gak nyangka bakalan sebanyak ini…”

Untungnya si Indah dengan berbaik hati mau menerima gue. Gue dikasih makanan dan minuman yang sama dengan para tamu undangan yang make baju bagus. Pesta ulang tahun tersebut jadi terlihat seperti acara ngasih sedekah ke kaum dhuafa.
                       
Inilah akibatnya kalo punya kepribadian yang gak sensitif sama gaya busana. Setelan gaya gue kayak semacam resisten ama perkembangan mode jamann sekarang. Kayaknya semua outfit gaul gak berjodoh banget ama gue. Apalagi postur badan gue yang kurus kering juga kurang menunjang untuk make pakaian gaul jaman sekarang. Baju jangkis dan skinny jeans di badan kerempeng gue cuman membikin gue keliatan kayak siluman peniti.  Fisik kurang, selera fesyen di bawah standar, beginilah rasanya jadi fashion-nista. Terlalu nista untuk bergaya.

Dear, Diare...

Gue udah mempermalukan diri sendiri. Ya gue sadar bahwa selera fashion gue memang gak sebagus yang dibayangkan. Gue tau seharusnya gue gak beli boxer Mickey Mouse. Seharusnya gue beli boxer Donald Bebek

Yea
Share:

Friday, September 16, 2016

Rekap Makrab


Apa yang bisa mempererat keakraban? Hangout bersama? Saling mendengarkan curahan hati? Sekedar menghabiskan quality time tanpa agenda tertentu? Atau boker bareng? Kita memupuk benih persahabatan melalui intensitas pertemuan yang di-maintain dengan rasa saling peduli satu sama lain. Lantas bagaimana keakraban itu lahir? Tentunya semua diawali dengan pertemuan. Tak kenal maka tak sayang. Di dalam ribuan pertemuan yang intens pasti selalu ada pertemuan pertama. Gimana canggunganya situasi saat bertemu dengan orang asing, es yang beku selalu bisa cair dengan kalimat “Hai, apa kabar?” Yang asing pun menjadi teman, menandakan betapa kuatnya hal remeh semacam teguran untuk mengawali sebuah hubungan.

Skenario orang pun dalam mengawali hubungan tersebut bermacam-macam. Misalnya ada sepasang kekasih yang pertemuan pertamanya diawali dengan basa-basi seperti, “Emm... sori mau nanya, sekarang jam berapa ya?” Atau dua sahabat yang hubungannya dibuka dengan percakapan, “Oh, lo punya mata ikan juga? Sama dong!” Atau bisa juga pada kisah pertemanan antara anak SMA dan tukang copet yang dimulai dengan percakapan di bawah ini.

Anak SMA                 : Wah, abang mau nyopet saya ya?

Tukang Copet           : Iya,  nih. Btw salam kenal yaa…

Selalu ada cerita yang unik.

Cerita pertemuan gue sendiri bukanlah dengan seorang kekasih, sahabat, atau tukang copet, melainkan dengan sebuah kelas, yaitu Ikom A 2010. Ikom A atau Ilmu Komunikasi A adalah suatu tempat pernaungan antara teman-teman kuliah sejurusan Ilmu Komunikasi Telkom angkatan 2010. Selain terklasifikasikan dari aspek suku, agama, dan gender; kelas ini juga mencakup kelompok anak-anak berdasarkan diferensiasi sosialnya. Ada anak gaul yang selalu eksis di mana pun mereka berada, ada anak rajin yang berhabitat di perpustakaan kampus, dan ada anak kayak gue yang selalu koprol sambil menggonggong tiap jam dua siang.

Momen pertama kita disatukan dalam kelas ini adalah ketika mata kuliah Kewarganegaraan dilangsungkan pada hari Senin. Seperti biasa, gue duduk paling depan, anteng tanpa suara. Dengan pembawaan tenang, gue memandang kosong papan tulis di depan. Karena dosennya emang belom nulis apa-apa. Ngeliat gelagat gue yang misterius kayak gitu, beberapa anak bilang gue kayak weirdo, beberapanya lagi bilang gue cowok hot. Ternyata sumbu kompor kebakar di pantat gue.

Seperti pada kelas baru kebanyakan, terhadap satu sama lain kita masih ngerasa canggung dan asing. Namun itu semua hanyalah masalah waktu, karena setelah hari berganti hari, canggung tersebut berganti menjadi akrab. Cewek-cewek yang tadinya masih sungkan untuk ngajakin temennya buat ke toilet bareng, sekarang tiap ke toilet, mereka selalu ngadain nobar. Cowok-cowok yang dulunya masih ogah-ogahan buat pipis di pispot yang bersebelahan, sekarang tiap pipis, tititnya saling dipegangin. Kita jadi makin akrab.
           
Seiring berjalannya waktu, keakraban ini terasa semakin erat. Biasanya ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan momen keakraban ini sebagai kenang-kenangan di masa depan, yakni kalo gak foto kelas, ya makrab. Kala itu kita memilih makrab untuk menjadi tanda momen kebersamaan kelas yang akan dikenang nanti. Lembang merupakan destinasi yang kita pilih sebagai tempat diadakannya acara ini.

Sesuai dengan agenda yang telah direncanakan, kita berangkat pada hari Jumat pagi dengan transportasi yang sudah diatur masing-masing. Bersama dengan Suci, Nisa, dan Aisyah, gue kebagian naek mobilnya Patra. Si Patra ini biar mukanya kayak homo, tapi suaranya sangat bagus, cocok buat bangunin orang saur.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kita sampe juga di tempat tujuan sekitaran jam tujuh. Belom nyampe banget, sih, masih di depan gerbang kompleks villa-nya. Kita nunggu rombongan yang laen dulu sembari nyari sarapan. Pas di depan tempat Patra parkir mobil kebetulan ada warung nasi. Perut gue yang terus-terusan ngerengek minta asupan karbohidrat membuat gue langsung memasuki warung tersebut. Gue juga heran kenapa perut gue bisa ampe selaper ini, padahal sepanjang perjalanan gue udah ngemil jok mobilnya Patra.

Gue ngeliat-liat makanan, lirik kanan lirik kiri. Dari situ terpampang sebuah sajian makanan khas warung pinggir jalan; ada ayam, tahu, tempe serundeng, dll. Setelah gue sidik dan peratiin, gue pun ngerasa ganjil. Ni makanan gak keliatan baru dimasak atau diangetin, kayak udah lama banget tersaji di sana. Tapi barisan cacing anarkis yang udah demo di dalem perut udah memaksa gue untuk memesan makanan. Kalo udah menyangkut urusan perut, gue udah gak peduli timbang masalah mateng gak mateng. 

Gue pun memesan nasi ayam dan tempe serundeng ke ibu-ibu warung tersebut. Sementara itu di dalem perut, orator cacing mulai memprovokasi para demonstran. Makanan tersaji di atas meja, air liur udah pada ngucur. Di sisi lain cacing di perut gue udah mulai bakar ban bekas. Gue pun mengeruk nasi dan lauk dengan sendok untuk disuap. Bersamaan dengan itu, cacing di perut gue lagi pada nerobos barikade polisi. Mulut udah mangap, tapi suapan pertama masih ada di sepertiga jarak antara piring dan mulut. Di tempat lain,  salah satu cacing demonstran lagi ngerayu polwan lucu. Akhirnya makanan gue lahap, terus gue kunyah, tapi karena satu suapan sendok gue itu banyak banget, jadi gue kunyahnya rada lama, perut pun belom menerima distribusi kunyahan makanan gue. Di situasi lain dalam perut, cacing-cacing udah mulai rusuh, ternyata demonstrasinya kecampur ama konser dangdut. Kunyahan tersebut akhirnya melewati tenggorokan juga. Suapan pertama, suapan kedua, suapan ke tiga belas… Kerusuhan cacing mulai mereda. Suapan demi suapan, lidah gue merasakan sensasi makanan ini. Nasi yang lengket dan berlendir, ayam goreng dingin yang alot, tempe berbau khas makanan kemaren, plus serundeng yang dihiasi oleh kawanan belatung yang menggeliat secara kompak.

Wait, what?

Gue liat makanan gue.

Ada satu, dua, tiga... emp...... Ada belatung lagi berwisata di makanan gue.

Hmm...

Hehe......

Eheheheheheheh.........

Ehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehyehye……............

*adegan berikutnya sangatlah vulgar, terakhir ada saksi yang ngeliat gue jadi gila dengan keliling jalan raya sambil telanjang*

Ini merupakan awal yang epic untuk mengawali pengalaman gue dalam mengikuti makrab kampus. Berangkat di pagi buta, menempuh jarak puluhan kilometer, menembus panasnya aspal jalanan, dan sesampainya di sana, gue diuguhi hidangan belatung. Jujur gue bukan merupakan penggemar kuliner ekstrim meski pernah makan siomay sambil koprol ke jurang. Ini bener-bener di luar kebiasaan gue.

Life must go on, sembari menahan rasa eneg akibat protein berlebih (baca: belatung), gue pun mencoba menikmati acara makrab ini. Secara garis besar, acara ini dibagi menjadi dua jenis kegiatan, yaitu outdoor dan indoor. Menyesuaikan dengan jenis acara yang berbeda, gue pun berganti kostum untuk acara outdoor.

Feel The Power
 
Yap, I know, gue kayak cangcorang. Foto sebelahan ama Doni yang mirip Mark Henry (power lifter/strongman) membuat gue kayak anak kurang gizi.

Setelah pada berganti kostum, kita pun memasuki sesi pertama makrab, yaitu acara outdoor. Acara outdoor diisi oleh kegiatan standar seperti… ya pada dasarnya kita cuman berjoget liar gak beraturan. Dan ketika kata “joget liar” dan “gue” berada dalam satu padanan kalimat, maka hasilnya adalah pemandangan anomali tentang gue yang terlihat seperti babi kesurupan lagi berontak kabur dari kandangnya. Wanda dan Akbar yang menjadi panitia sempet nyesel udah bawa gue ke acara ini. Gue bisa baca dari sorot matanya si Akbar yang keliatan kayak pengen ngomong, "Seharusnya ni anak tadi gue suntik pestisida." 

Selepasnya anak laki sempet maen bola ampe sore. Gue yang menganggap diri sebagai inkarnasi Inzaghi menjadi bintang lapangan setelah double hattrick ke gawang sendiri. Besokannya gue gak pernah diajak maen bola lagi. 

Capek di luar, kita beralih ke dalem. Sebelom masuk ke acara indoor, ada masa jeda terlebih dahulu untuk rehat dan bebersih diri setelah berkeringetan di luar. Suatu aturan gak tertulis pun berlaku ketika kita harus menyesuaikan jumlah anak terhadap penggunaan fasilitas bersama terkait masalah efisiensi. Antrean bakalan panjang kalo masing-masing dari kita saling egois dalam menggunakan fasilitas seperti kamar mandi. Nah, untuk menghemat waktu, akhirnya kita memakai suatu sistem di mana anak cowok harus mandi bersama minimal dua orang sekamar mandi. Di momen inilah gue musti secara terpaksa mandi dengan… Patra. 

Gue gak pernah nyaman untuk mandi bareng cowok. Bagi gue kamar mandi adalah ruang privasi terkecil yang dimiliki oleh semua orang. Tentunya gue juga gak memikirkan ini hanya sebagai masalah bagi gue seorang, tapi juga bagi si Patra. Takutnya dia rada syok aja pas gak sengaja ngeliat titit gue yang kayak tanduk Teletubbies; ungu dan ujungnya berbentuk segitiga.

Taunya yang gue takutin beneran kejadian. Si Patra jadi trauma berkepanjangan. Tragedi ini membawa luka batin yang sangat sulit untuk disembuhkan. Setiap harinya Patra jadi murung, suka bengongan, kuliah gak pernah, arisan gak pernah. Terus tiap dia ngeliat benda lonjong berwarna ungu, dia jadi suka telanjang mendadak sambil melet-meletin lidahnya. Akhirnya orang tuanya ngebawa dia ke panti rehabilitasi. Alisnya dibotakin, tititnya dikebiri, dan tali pusernya dipotong. Abis itu di sana dia ketemu ama pengusaha tua. Tanpa disangka ternyata pengusaha itu jatuh cinta sama Patra. Setelah itu Patra dilamar oleh pengusaha tersebut dan akhirnya mereka hidup bersama dengan bahagia.

Oke-oke, cerita aslinya gak kayak gitu. Paling banter dia cuman kejang-kejang dua hari.

Setelah semua sudah cukup istirahat dan selesai mandi, akhirnya pada malamnya kita kumpul-kumpul lagi. Sesi ini udah kayak maint event-nya makrab. Selain ada penampilan akustik dari Nando dan Arga, di situ juga ada sexy dance dari gue. Ketika akustikan mulai main, kita langsung pada histeris. Gue tereak-tereak. Jidat gue kesundut rokok. Terus ketika gue mulai sexy dance, mereka juga pada tereak-tereak, minta ampunan Tuhan.
           
Acara berlanjut ke sesi yang lebih sentimentil. Ini adalah sesi di mana semua orang terlihat lebih sentimen, khususnya ketika gue nyelepet bibir mereka make sempak. Di sesi ini panitia acara menyilakan kita untuk saling terbuka satu sama lain agar terbangun suasana yang lebih dekat dan emosional. So, gue langsung buka celana di depan mereka, dan mereka beneran pada emosi. 

Makrab hari pertama diakhiri dengan sesi bakar-bakaran. Akhirnya pada sesi inilah temen-temen merasakan manfaat dari kehadiran gue. Gue dijadiin areng buat bakar jagung.

Lembaran cerita di malam itu di tutup dengan aktivitas istirahat. Yang cewek tidur sama cewek dan cowok tidur ama cowok. Entah kenapa gak ada masalah ketika ngetik "cewek tidur ama cewek", tapi giliran ngetik "cowok tidur ama cowok" gue berasa homo. 

Meskipun kita nyewa villa yang lumayan gede, namun alokasi tempat tidurnya tetep harus diatur. Penempatannya cukup sederhana, ada yang di dalem kamar, ada yang gelar kasur di ruang bersama, ada yang di sofa, ada yang di karpet, dan ada yang di keset kamar mandi. Yang di keset itu gue. Lantaran anak-anak gak nyadar kalo di atas keset itu ada gue yang lagi tidur, jadinya setiap abis dari kamar mandi muka gue diinjek-injek ama mereka. Gara-gara itu gue musti pindah tempat tidur. Akhirnya gue musti rela tidur sebelahan sama Patra.

Makrab hari kedua gak begitu banyak kegiatan, soalnya pagi-pagi kita emang langsung pulang sehubungan dengan agenda anak cowok yang siangnya ada kompetisi futsal di kampus. Di hari terakhir makrab gue udah jadi orang paling ngehe sedunia dengan ngabisin aer panas kamar mandi. Ya apa boleh buat, gue harus bersihin badan gue yang gatel-gatel setelah tidur di sebelah Patra. Patra sendiri langsung kena cacar setelah tidur sebelahan ama gue (lha dikata kulit gue limbah pabrik). 

Cuman ternyata ada yang lebih ngenes dari kita berdua yang saling menginfeksi satu sama lain, karena si Irsyad di malem tersebut harus rela tidur sambil kena gerepe Ucup. Gue tau, si Ucup mungkin gak ada maksud buat ngegerepe si Irsyad. Mungkin saat itu Irsyad dikira guling, jadinya si Ucup bawaannya pengen meluk dia mulu. Lagi si Irsyad dari dulu gue bilangin jangan make sarung guling sebagai daster. Kemaren aja gue ampe salah ngira dia sebagai pocong pas lagi nonton DVD di kuburan. Belakangan gue baru tau kalo itu emang pocong beneran. Ternyata waktu itu gue udah ngajakin pocong tarohan maen gapleh. 

Dear, Diare...

Overall makrab ini cukup berkesan bagi gue. Kenangan makrab ini telah memasuki salah satu laci di dalam memori gue yang akan terus disimpan untuk masa depan. Gue akan terus mengingat kenangan ini sampai nanti. Maksudnya siapa yang bisa lupain pengalaman sarapan make belatung? 

Sebagai penutup, kira-kira seperti inilah gambaran momen yang terekam saat itu. Mungkin saat gue udah jadi kakek-kakek, gue akan memperlihatkan foto-foto ini ke cucu dan menceritakan kepadanya... bahwa gue gak keliatan di foto-foto ini.

Nyep

 
Nyepnyep
Share: